Wednesday, January 14, 2015

Happy (late) New Year and Ready for New Life! (Published on 2014 & Rewrite on July 2017)

(Walaupun langit mendung, tapi tetep pasang ini karena percaya kalo langit pasti akan cerah lagi. Like my life, it gives a hope again this year. -prolog blog)

Selamat tahun baru semuanya!
Selamat malam juga untuk langit yang kurang bersahabat malam ini.
Dikarenakan faktor hujan, jadi agak sedikit terlambat buat update blog soalnya awal tahun ini gue ngalamin yang namanya flu attacked. Ya.. Biasa deh, ritual keluarga inti yang pergi ke Jawa Tengah tiap akhir tahun ngebuat badan ini susah adaptasi lagi pas di daerah dingin kaya Dieng dan Wonosobo. Mungkin salah satunya karena faktor U. Haha. But, it's okay!
Flu and batuk udah mendingan, langsung tancap gas buat ngetik lagi.

Di tahun yg baru ini, which is bulan Januari sebagai pengawal bulan di awal 2015, membuat gue ingin melakukan satu demi satu plan yang udah dirancang. It's not easy as the simple words in your daily book, tapi akan dijalani dan diyakini sampai semuanya bisa terwujud dengan baik. Ga luput juga dari doa yang akan selalu gue bawa buat diberi kekuatan. Trus yang paling penting nih, diijinin serta diwujudkan oleh Tuhan untuk jadi sebuah kenyataan. Cihuy banget ga sih kalo semua plan itu bakal jadi nyataaaaa?? I really hope for those dreams.

Sebelumnya, gue mau share singkat semua perjalanan, lika-liku bahkan up and down moments yang gue alami selama 2014.
Singkat, padat, dan jelas aja kali ya. Kalo kepanjangan juga tangan gue bisa keriting. Mending ketemu langsung deh kalo ada yang penasaran. Lol. :p
Di tahun 2014, gue mengalami yang namanya "proses". Proses yang satu ini benar-benar proses hidup yang ga akan pernah gue lupain. Kenapa? Karena setahun yang lalu gue sangat "diproses dan dibentuk" oleh Tuhan buat jadi dan mungkin mempersiapkan gue di jalan yang akan gue tempuh tahun ini.
Mulai dari sebuah perjuangan menunggu ketidakpastian, mengajar yang dimana gue banyak belajar sabar di dalamnya dan belajar untuk tetap humble or down to earth ke setiap lini masyarakat, mau itu kaya atau miskin. Selain itu,gue juga sangat ditempa saat mengajar kelas SD sampai SMA. Pengalamannya nano-nano banget deh! Tapi dari situ gue belajar banyak banget falsafah hidup buat tetep jadi "kacang yang tidak lupa akan kulitnya". Selain mengajar, gue juga belajar akan namanya cinta. Haha.
Tahun lalu itu adalah tahun perjuangan gue buat melewati semua hal tentang cinta. Mulai dari pencarian, sampe benar-benar mengikhlaskan. Dari yang namanya dikenalin sama temen, berujung ga jadi karena ga cocok. Trus kenalan sendiri, tapi ga cocok juga. Sampai 1 temen gue bilang kalo gue harus berkompromi dulu dengan hati gue, melupakan yang lalu dan baru bisa menerima yang baru. Di saat itu gue baru berpikir kalo "gilee..lama juga ya gue jalan di tempatnya. Kayaknya gue udah mesti berdiri buat ninggalin tuh tempat dan ga akan liat-liat ke belakang lagi." Okay, that's it.

And back to the reality.
Di tahun 2015 ini adalah sebuah keputusan that it will make a change for my life. A huge change that is really really changing!
Hmm.. Tapi.. Masih ada tapinya nih.
Gue sedang di persimpangan. I mean, persimpangan yang sebenarnya udah punya konsekuensi dan banyak sisi positif dibanding negatifnya. Hal itu menyangkut sebuah pekerjaan yang memang udah gue tunggu dan dari dulu pengen banget untuk berprofesi seperti itu and tinggal dikit lagi terwujud.

Kalo pekerjaan yang gue mimpiin dan ini udah depan mata trus gue ambil, kerjaan ini akan merubah hidup gue besaaaaar banget dan gue harus udah siap dengan segala konsekuensinya. Yang pasti, social life akan sangat berkurang, jam kerja yang tinggi, dan agak sedikit sulit buat bertemu keluarga, walaupun nantinya masih bisa bertemu juga sih.

Gue sangat banget berharap akan adanya sebuah keputusan yang adil dan menyenangkan semua pihak. Ya, walaupun pada kenyataannya, apapun itu keputusannya, pasti akan mengorbankan salah satu hal yang paling disukai dan kita memang ga bisa untuk menyenangkan semua kemauan pihak manapun dalam 1 momen kan?
Seperti istilah ekonomi yang bilang,"opportunity cost". Kalo menginginkan 1 barang, pastinya akan mengorbankan barang lain. Kenapa? Karena kita ga bisa mempunyai semua hal dalam waktu yang bersamaan. Butuh pengorbanan dan keputusan di dalamnya untuk mendapatkan sesuatu yang terbaik. 

Semoga Tuhan buka jalan karena gue percaya, apapun hasil keputusan gue nanti, itu berasal dari kuasa Dia dan yakin kalo diberikan jalan terbaik. Pastinya, jauh lebih baik lagi dari tahun 2014.

Terima kasih 2014! Tahun yang udah memproses dan membentuk gue hingga seperti sekarang ini dan tahun yang ga akan pernah gue lupa karena banyak banget hal yang terjadi disini.

And for 2015, I'm ready!!!
Let's begin a new life, new hope and new adventure!


God bless you all!

                                      (Shine like a SUN)